You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Warga Rusun Rawa Bebek Keluhkan Tingginya Biaya Listrik
.
photo Nurito - Beritajakarta.id

Penghuni Keluhkan Tingginya Biaya Listrik Rusun Rawa Bebek

Warga Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur mengeluhkan tingginya tagihan listrik di unitnya. Token yang dibelinya di pengelola rusun, isinya tidak sesuai dengan jumlah nominal yang dibeli.

Kami berharap biaya listrik tidak mahal. Kalau beli di luar Rp 50 ribu isinya bisa lebih dari 50 kilovolt ampere tapi kenapa di sini tidak

Bambang (61), penghuni Blok A108 mengaku, setiap minggu ia membeli token Rp 50 ribu, namun isinya hanya 36 kilovolt ampere. Sehingga hanya bisa dipergunakan untuk enam hari.

"Dulu lebih parah waktu kita baru tinggal di sini, beli token Rp 50 ribu isinya 23 kilovolt ampere. Setelah semua warga protes maka dinaikkan isinya jadi 36 kilovolt ampere. Itu pun sangat mahal bagi kami," keluh Bambang, Kamis (9/6).

Warga Bukit Duri Tertarik Fasilitas Rusun Rawa Bebek

Padahal di dalam unitnya hanya ada kulkas, televisi 21 inci, kipas angin dan tiga lampu. Sayangnya warga rusun tidak boleh membeli token di luar. Selama ini, mereka harus membeli ke pengelola rusun

"Kalau bisa beli di luar, ya semua tidak akan beli di pengelola karena sangat mahal," ujar Bambang.

Hal senada ditandaskan Diana Anggraini (35), warga Blok A512. Ia membeli token senilai Rp 25 ribu isinya hanya 13 kilovolt ampere.

"Kami berharap biaya listrik tidak mahal. Kalau beli di luar Rp 50 ribu isinya bisa lebih dari 50 kilovolt ampere tapi kenapa di sini tidak," keluhnya.

Sementara Kepala Unit Pengelola Rusun Rawa Bebek, Ani Suryani mengatakan, token listrik sudah sesuai standar PLN. Harganya pun sudah sesuai. Awalnya memang tinggi karena ada biaya pajak namun saat ini beban pajak ditanggung pihak pengelola rusun dari dana APBD DKI.

"Memang kondisinya kaya gitu. Dulu sebelum pajak ditanggung kita malah tinggi, tapi sekarang beban pajak kita yang tanggung," tandas Ani.

Mengenai pembelian token harus di pengelola karena sistem yang dibuat PLN demikian. PLN menjual listrik gelondongan ke rusun melaui gardu yang ada. Dari gardu itulah listrik dialirkan ke ratusan unit yang ada. PLN tidak menjual listrik per unitnya. Sehingga pembayaran tagihan listrik pun dilakukan sistem gelondongan dari pengelola ke PLN.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Puskesmas Mampang Prapatan Wakili Jaksel di Lomba Konvensi Mutu Tingkat Provinsi

    access_time05-11-2024 remove_red_eye2315 personTiyo Surya Sakti
  2. Rintik Hujan Diprediksi Basahi Jaksel dan Jaktim di Malam Hari

    access_time30-10-2024 remove_red_eye1278 personTiyo Surya Sakti
  3. Pimpinan Dewan-Pj Gubernur DKI Teken MoU KUA-PPAS APBD 2025

    access_time01-11-2024 remove_red_eye1026 personDessy Suciati
  4. Buka POR DWP DKI 2024, Pj Gubernur Teguh Harapkan Olahraga Jadi Budaya Hidup Sehat

    access_time30-10-2024 remove_red_eye979 personTiyo Surya Sakti
  5. PT KBN Perkuat Peran dalam Industri Logistik Terpadu

    access_time01-11-2024 remove_red_eye892 personAldi Geri Lumban Tobing